Tuhanmemanggil kita bukan hanya untuk diselamatkan, namun juga berada dalam sebuah relasi kasih. Tuhan mengasihi kita, dan kita dipanggil untuk mengasihi Tuhan dan saling mengasihi. Karena itu seorang murid Kristus akan mempunyai ciri khas yaitu dia akan terus belajar untuk mengenal Kristus dan menghidupi setiap Firman yang diajarkan oleh Kristus.
Dipanggil untuk melayani Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari Injil Lukas 101-12. Secara lengkap kebenaran firman Tuhan tersebut saya kutip dan dilampirkan di bawah ini. 1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. 2 Kata-Nya kepada mereka “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. 4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. 5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu Damai sejahtera bagi rumah ini. 6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. 8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka Kerajaan Allah sudah dekat padamu. 10 Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah 11 Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini Kerajaan Allah sudah dekat. 12 Aku berkata kepadamu pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu”. Secara teologis panggilan melayani Tuhan tidak terjadi dengan sendirinya. Itu bukan kehendak manusia. Panggilan terjadi karena Tuhan menghendakinya. Tuhan yang memilih dan mengutus tiap orang untuk terlibat dalam karya-Nya. Pemilihan dan pengutusan itu bukan didasarkan kepada kehebatan dan kelayakan kita. Tetapi semua itu didasarkan pada kehendak, kedaulatan dan otoritas serta kuasa Tuhan. Melalui nas ini, kita melihat bahwa ketika Tuhan memilih dan mengutus, kita tidak boleh bertanya pergi ke mana, dengan siapa, dan apa yang perlu dibawa. Sebaliknya, responslah panggilan itu dan jalanilah dengan sukacita. Ketika Tuhan menunjuk tujuh puluh murid dan mengutus mereka pergi ke setiap kota dan tempat, Dialah yang memberitahukan dengan siapa mereka bekerja, bagaimana menghadapi situasi pelayanan dan karakter manusia yang beragam, serta bagaimana seharusnya bersikap ketika mengalami penerimaan atau penolakan Lukas 104-11. Tuhan tidak pernah salah memilih dan mengutus orang bekerja dalam kebun anggur-Nya. Untuk memenuhi panggilan pelayanan, sudah seharusnya seseorang tidak dibebani dengan hal-hal materi 4, tidak memaksakan keinginan, melainkan hanya fokus pada tugas panggilannya. Seorang pelayan harus melayani sesuai kehendak Tuhan dan bertanggung jawab merespons panggilan karena panggilan itu menyatakan kuasa Allah melalui pertobatan dan pewartaan Kerajaan Allah. Panggilan melayani Tuhan merupakan anugerah yang diberikan seturut kehendak-Nya. Karena itu, setiap orang yang dipanggil dalam pelayanan harus menyatakan kerelaan tanpa paksaan karena panggilan pelayanan tersebut adalah kesempatan yang dianugerahkan Tuhan. Jika melayani hanya menginginkan tempat yang aman dan nyaman, kehidupan yang terjamin, mendapat penghormatan dan penghargaan, maka janganlah memberi diri menjadi pelayan. Semua itu bukanlah dasar pelayanan yang diajarkan Alkitab. Ingatlah panggilan melayani Tuhan menuntut kesediaan diri melayani seturut kehendak Tuhan.

Kitamelayani bukan untuk mendapatkan sesuatu, tetapi karena ingin memberikan sesuatu. Kita melayani karena menyadari betapa dalamnya, besarnya, dan luasnya kasih Tuhan dalam hidup kita. Sebagai ucapan syukur, kita bisa berbagi dengan orang lain melalui pelayanan kita. Ambillah langkah untuk mulai melayani hari ini.

Selamat sore brother dan sister. Saya membawa salam dari para anggota serta misionari yang luar biasa dari Amerika Latin. Sebagaimana kebanyakan Anda sudah tahu bahwa Penatua dan Sister Dallin Oaks dan Penatua dan Sister Holand dipanggil untuk masing-masing melayani Gereja di area Pilipina dan Chili. Bila ada tanda-tanda percakapan, ini membuktikan lebih merupakan urusan Gereja daripada anggapan anggota. Apapun spekulasinya, saya pikir saya memiliki wewenang untuk memastikan Anda bahwa kami tidak pergi sejauh ini sebagai dua orang pembawa malapetaka. Bagi mereka yang mencari “tanda”, ambillah sebagai tanda Gereja yang hebat, sedang tumbuh secara internasional dengan anggota-anggota serta misionari yang tersebar dengan pasti mengarungi lautan bahasa dan benua. Merupakan sukacita tersendiri berjumpa dan melayani Orang Suci Zaman Akhir di manapun berada, dekat atau jauh, di rumah atau di luar negeri dan kami bersyukur atas doa-doa dan perhatian Anda terhadap pekerjaan ini. Pelayanan dari Dua Belas Rasul ini tentunya bukan barang baru dan saya harus mengatakan bahwa generasi kita memiliki tantangan yang tidak sesulit leluhur mereka. Yang paling menyenangkan adalah Sister Holland ada di sisi saya, daripada meninggalkan dia sendiri di rumah mengurus dirinya serta anak-anak kami. Lebih lanjut, saya tidak perlu bekerja kasar di sepanjang jalan untuk membayar tiket ke Santiago. Kami terbang menuju tujuan kami dalam beberapa jam di sebuah pesawat jet modern dan tidak dengan berlayar berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan di geladak kapal. Saya tidak terserang kedinginan dan demam, demam malaria, kolera atau TBC, meskipun saya sedikit kedinginan karena tertundanya pesawat selama satu jam. Saya harap kesulitan saya ini memungkinkan saya bertemu dengan Petrus dan Paulus, Brigham dan Heber. Seperti kebanyakan Anda, saya tumbuh mendengarkan kisah-kisah para pemimpin zaman dahulu yang pergi ke Canada, Inggris, Skandinavia, Benua Eropa dan Lautan Pasific, Mexico, Asia dan seterusnya. Baru-baru ini saya membaca misi singkat Parlet P. Pratt ke Chili dimana keluarga Pratt mengalami kematian putra mereka serta menguburkan bayi ini di Valparaiso. Saya membaca mengenai Penatua Melvin J. Ballard yang dipanggil untuk menguduskan Amerika Selatan ketika benua yang menakjubkan ini masih merupakan ladang misi yang baru dan menggoda. Pelayanan yang membangun Gereja yang masih muda dan sedang tumbuh ini tidak terlalu banyak dipikirkan. Kadang kala rintangan besar dan harganya pun mahal. Kita tidak saja berbicara mengenai para pemimpin zaman dulu yang pergi melayani, tetapi juga para wanita yang menyokong mereka—dan sebagai tambahan menyokong diri mereka sendiri dan anak-anak mereka, dengan tinggal di rumah membesarkan serta melindungi keluarga mereka, bagian lain dari kebun anggur Tuhan ini yang ditekankan pentingnya. Pada hari keberangkatan kedua kali suaminya ke Inggris, Vilate Kimball demikian lemah, menggigil karena demam malaria, sehingga dia tidak bisa melakukan apa pun selain dengan lemah menjabat tangan suaminya waktu dia masuk dengan air mata ucapan selamat tinggal. Putra kecil mereka David masih berusia kurang dari empat minggu, dan hanya satu-satunya anak, Heber Parley yang berusia empat tahun, cukup sehat untuk membawa air bagi keluarga yang sedang sakit ini. Pada saat-saat keberangkatan suaminya, Vilate kehilangan tenaga dan harus dibantu kembali ke tempat tidurnya. Mary Ann Young dan anak-anaknya sama sakitnya ketika Brigham meninggalkan mereka menjalankan misi yang sama, dan situasi keuangan mereka sama tidak pastinya. Uraian yang menghancurkan hati ini menggambarkan perjalanannya menyebarangi sungai Mississippi di musim dingin yang menyengat, dengan pakaian yang tipis dan menggigil kedinginan, memegang bayi perempuannya saat dia pergi ke kantor persepuluhan di Nauvoo untuk minta kentang. Lalu masih menderita demam, dia berjalan pulang ke sungai yang berbahaya ini, tidak pernah menulis sedikitpun mengenai kesulitan-kesulitan demikian kepada Kita hampir tidak pernah menghadapi situasi semacam itu dewasa ini, meskipun banyak misionari dan anggota masih berkurban besar untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Sewaktu berkat datang dan Gereja menjadi matang, kita semua berharap bahwa pelayanan tidak akan pernah sesulit seperti yang didapati oleh para anggota gereja di zaman dahulu, namun saat para misionari melagukan lagu dari Oslo ke Osorno dan dari Seattle ke Cebu hari ini, kita “dipanggil untuk melayani.”2 Untuk melindungi keluarga kita dan melayani dengan setia di Gereja tanpa berlari lebih cepat daripada kekuatan kita,3 membutuhkan kebijaksanaan, penilaian, bantuan ilahi—dan pengorbanan yang tak dapat dihindarkan. Dari Adam sampai ke saat ini, iman sejati kepada Tuhan Yesus Kristus selalu dihubungkan dengan persembahan pengurbanan, hadiah kecil kita yang merupakan pancaran pengurbanan Dengan pikiran mantap pada Kurban Tebusan Yesus Kristus, Nabi Joseph Smith mengajarkan bahwa “agama yang tidak memberikan pengurbanan tidak dapat memiliki kuasa mendatangkan janji hidup yang Izinkan saya membagikan satu teladan modern mengenai tantangan dan berkat yang dihasilkan dari “panggilan untuk melayani”. Baru baru ini seorang sister mengatakan kepada sahabatnya “Saya ingin mengatakankepadamu tentang saat saya berhenti membenci waktu suami saya dan pengurbanannya sebagai seorang uskup. Nampaknya aneh betapa “keadaan darurat” timbul dengan seorang anggota lingkungan tepat saat dia dan saya akan berangkat untuk melakukan sesuatu yang khusus bersama. “Suatu saya mencurahkan keputusasaan saya dan suami saya setuju bahwa kita harus setuju, selain malam-malam Senin, satu malam tambahan dalam satu minggu hanya untuk kami. Jadi, “malam kencan” pertama kami tiba dan kamu sudah mau masuk ke dalam mobil kami satu sore bersamaan ketika telepon berdering. “Ini ujian,” saya tersenyum kepadanya. Telepon terus berdering. Ingat persetujuan kita. Ingat kencan kita. Ingat saya. Biarkan telepon berdering.’ Pada akhirnya saya tidak tersenyum. “Suami saya yang malang kelihatan terjebak antara saya dan deringan telepon. Saya sungguh tidak tahu bahwa loyalitasnya yang tertinggi adalah kepada saya dan saya tahu sore itu dia ingin bersama saya sebesar seperti saya menginginkannya. Namun nampaknya dia lumpuh begitu mendengar suara telepon. Sebaiknya saya periksa, akhirnya dia berkata dengan mata sedih. “Mungkin tidak ada apa-apa.” “Bila kamu lakukan, kencan kita pasti hancur, isak saya. “Saya sangat tahu itu.” Dia meremas tangan saya dan berkata, “Saya akan kembali,” dan dia berlari ke dalam mengambil telepon. Suami saya tidak segera kembali ke mobil, saya tahu yang sedang terjadi. Saya keluar dari mobil, ke dalam rumah dan ke tempat tidur. Keesokan harinya dia minta maaf dengan lembut, saya menerima permintaan maafnya dengan lebih lembut dan begitulah akhirnya. Atau begitulah pikir saya. Saya mendapati peristiwa itu masih mengganggu saya beberapa minggu kemudian. Saya tidak menyalahkan suami saya, tetapi saya kecewa. Kenangan itu masih baru ketika saya berhadapan dengan seorang wanita di lingkungan yang hampir tidak saya kenal. Dengan ragu, dia minta kesempatan berbicara. Lalu dia mengatakan bahwa dia jatuh cinta dengan pria lain yang mendatangkan semangat ke dalam hidupnya yang membosankan, dia dengan suaminya yang bekerja penuh waktu, dan menjadi mahasiswa di universitas. Apartemen mereka kecil sekali. Dia memiliki anak-anak kecil yang sering kali menuntut, ribut dan melelahkan. Dia mengatakan “Saya sangat tergoda untuk meninggalkan yang saya pandang sebagai keadaan yang menjengkelkan, dan pergi begitu saja dengan pria itu. Keadaan saya demikian rupa sehingga saya merasa saya pantas mendapatkan lebih baik daripada yang saya peroleh. Rasio saya membujuk saya untuk memikirkan bahwa saya dapat pergi dari suami saya, anak-anak saya, perjanjian bait suci saya dan gereja saya, dan menemukan kebahagiaan bersama orang asing.” Dia berkata, “Rencananya sudah mantap, waktu melarikan diri sudah ditentukan. Namun, sedetik saja kesadaran saya mengatakan kepada saya untuk menelepon suami Anda, uskup saya. Saya berkata “kesadaran,” tetapi saya tahu bahwa itulah bisikan langsung dari surga. Hampir bertentangan dengan kehendak saya, saya menelepon Telepon berdering dan berdering dan berdering. Itulah keadaan benak saya yang saya pikirkan, “Jika uskup tidak menjawab, maka merupakan tanda bahwa saya harus menjalani rencana saya.” Telepon tetap berdering dan saya hampir menaruh telepon dan berjalan ke arah kehancuran ketika tiba-tiba saya mendengar suara suami Anda. Suara itu menghujam jiwa saya seperti kilat. Tiba-tiba saya mendengar isakan saya, mengatakan, “Uskup, Andakah? Saya berada dalam kesulitan, Saya butuh bantuan.” Suami Anda datang menolong dan saya selamat hari ini karena dia menjawab telepon itu. “Saya kembali dan menyadari bahwa saya lelah dan lemah. Tetapi saya mengasihi suami dan anak-anak saya dengan sepenuh hati saya. Saya tidak bisa membayangkan tragedi kehidupan saya tanpa mereka. Masih ada saat-saat menuntut dari keluarga saya tetapi saya tahu setiap orang memilikinya. Tetapi kami telah mengemukakan beberapa masalah itu, dan keadaanya lebih terang dan pada akhirnya akan membaik. Lalu dia berkata,” Saya tidak terlalu mengenal Anda tetapi saya ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan kepada suami Anda dalam pemanggilannya. Saya tidak tahu berapa mahal pelayanan seperti itu bagi Anda, atau bagi anak-anak Anda tetapi pada saat sulit khususnya ada orang yang membayar, ketahuilah betapa bersyukurnya saya bagi orang-orang yang berkorban seperti Anda dalam membantu menyelamatkan orang seperti saya.” Saudara dan saudari, pahamilah bahwa saya salah seorang yang berkhotbah dengan empati yang lebih bisa diatur, lebih nyata akan pengharapan para uskup dan pemimpin lainnya. Saya merasa bahwa tuntutan sipil, professional, dan lainnya yang luas telah membawa para orang tua, termasuk dan khususnya para ibu, keluar rumah dimana anak-anak dibesarkan merupakan satu diantara masalah yang paling serius di masyarakat modern. Dan karena saya teguh terhadap para pasangan dan anak-anak yang pantas mendapatkan waktu yang kudus dan ditentukan bersama suami dan ayah, sembilan kali dari sepuluh saya akan setuju dengan isteri yang mengatakan agar suaminya tidak menjawab telepon itu. Tetapi saya bersyukur dengan cara saya sendiri seperti wanita muda ini bahwa seketika uskup yang baik ini mengikuti bisikan Roh dan menanggapi “panggilan” nya dalam hal ini, secara harfiah—“panggilan-Nya untuk melayani.” Saya bersaksi akan rumah tangga, dan keluarga dan pernikahan, merupakan milik umat manusia yang paling berharga dalam kehidupan kita. Saya bersaksi akan pentingnya melindungi dan menjaga mereka selagi kita menemukan waktu dan cara untuk melayani dengan setia di Gereja. Selama saat yang jarang terjadi itu ketika tanggung jawab keluarga bertentangan dengan “panggilan untuk melayani” lainnya, apabila Roh dan kewajiban kita membutuhkan kita untuk bertindak, saya memuji para isteri yang duduk makan sendirian, saya memuji para suami yang membuat makan malamnya sendiri, dan setiap anak yang pernah kecewa karena penundaan perjalanan kamping mereka atau pertandingan bola dimana orang tua terpaksa kehilangan kesempatan untuk menghadirinya [yang saya harap tidak keseringan]. Saya memuji para presiden misi dan istrinya, anak-anak mereka, setiap pasangan senior yang dipanggil melayani bersama mereka, dan yang lainnya yang untuk jangka waktu tertentu kehilangan kesempatan menghadiri kelahiran dan pembaptisan, pernikahan dan pemakaman, pengalaman keluarga dan yang menyenangkan dalam menanggapi “panggilan untuk melayani.” Saya berterima kasih kepada semuanya yang dalam keadaan penuh tantangan di seluruh gereja, yang dengan sederhana “melakukan yang terbaik sesuai kemampuan mereka untuk membangun kerajaan Allah di bumi.” Saya bersaksi akan pengurbanan dan pelayanan Tuhan Yesus Kristus yang memberi setiap hal bagi kita dan dengan semangat memberi mengatakan “ikutlah Aku.”6 “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku,” kata-Nya, “dan dimana Aku berada, disitu pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”7 Pelayanan demikian dengan jelas membawa keputusan yang menantang mengenai cara menyelaraskan prioritas dan cara yang terbaik menjadi murid yang Dia harapkan kita menjadi. Saya berterima kasih bagi bimbingan ilahi-Nya dalam membantu kita membuat keputusan itu dan membantu kita menemukan jalan yang benar bagi semua orang. Saya berterima kasih kepada-Nya bahwa “penyakit kitalah yang ditanggungnya dan kesengsaraan kita yang dipikulnya”8 dan bahwa Dia memanggil kita melakukan beberapa hal yang sama untuk satu sama lainnya. Dalam nama kudus Yesus Kristus, amin.
Demikianjuga kita dipanggil untuk melayani. John Piper mengatakan " To receive Christ, cost nothing. To follow Christ, cost something. To serve Christ, cost everything ." Mengorbankan segala-galanya adalah harga sebuah panggilan dalam melayani Tuhan. Oleh sebab itu, banyak orang yang lebih suka dilayani dari pada melayani.
Bilangan 31-51 Ayat 12 Sesungguhnya, Aku mengambil orang Lewi dari antara orang Israel ganti semua anak sulung mereka, yang terdahulu lahir dari kandungan, supaya orang Lewi menjadi kepunyaan-Ku. Tuhan mengkhususkan suku Lewi untuk melayani di Kemah Suci. Mendukung pelayanan keimaman yang dipercayakan kepada keluarga Harun. Oleh karena itu orang Lewi tidak dipersiapkan untuk berperang melainkan untuk mempersiapkan dan memastikan pelayanan keagamaan di Kemah Suci dilangsungkan dengan baik dan benar. Kekhususan dan keistimewaan suku Lewi, ada hubungannya dengan penebusan Allah atas putra sulung dari bangsa Israel ketika mereka akan keluar dari Mesir. Semua putra sulung Mesir dibinasakan, sementara putra-putra sulung bangsa Israel diselamatkan Kel. 11-12. Artinya, semua putra sulung Israel ialah milik Tuhan. Dan dipercayakan untuk melayani Tuhan di Kemah Suci-Nya. Melalui kematian Tuhan Yesus di Kayu Salib untuk menebus dosa manusia, kita yang meresponi dan percaya kepada-Nya dipanggil untuk melayani Tuhan. Tetapi tidak semua dipanggil untuk melayani penuh waktu dan khusus di rumah Tuhan. Setiap orang memiliki panggilan khusus di bidangnya masing-masing. Ada yang panggilannya di dunia sekuler. Sebagai pengusaha, karyawan, dokter, pengajar dan lain sebagainya. Ada juga yang memang Tuhan panggil untuk melayani sepenuh waktu di gereja atau rumah Tuhan. Di sanalah kita harus melayani Tuhan dengan sepenuh waktu Kol. 323. SEMUA PELAYANAN, BAIK DI GEREJA, LEMBAGA KRISTEN MAUPUN DI DUNIA SEKULER, SEMUANYA KUDUS DI MATA TUHAN. Tuhan memberkati. RENUNGKAN Apakah saya dipanggil untuk melayani Tuhan? Di mana panggilan Tuhan untuk saya melayani? DOA Apa yang Tuhan Yesus sampaikan melalui pembacaan Firman Tuhan hari ini?
Pemimpinyang Menghamba. Oleh: Pdt. Nathanael Channing. Markus 10:35-45. Dalam kehidupan bergereja, kita sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata "pelayan". Itulah jabatan anak-anak Tuhan yang menerima panggilan untuk melayani-Nya. Kita semua dipanggil untuk menjadi pelayan-pelayan-Nya. Semua murid Kristus dipanggil untuk melayani. Paulus dipanggil melayani. Epafras dipanggil melayani. Demikian juga kita dipanggil untuk Piper mengatakan “To receive Christ, cost nothing. To follow Christ, cost something. To serve Christ, cost everything.” Mengorbankan segala-galanya adalah harga sebuah panggilan dalam melayani Tuhan. Oleh sebab itu, banyak orang yang lebih suka dilayani dari pada Juga Visi Dan Misi Yang Tertuju Pada-NyaMengapa Kita Harus Melayani?Kristus datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Dia yang telah melayani kita terlebih dahulu. Email kami bila ada tanggapan telah menyelamatkan kita dengan harga yang sangat mahal. Dengan darah-Nya yang tercurah di kayu salib. Kita melayani Tuhan sebagai tanda ucapan syukur kita atas apa yang telah dikerjakan-Nya bagi Tuhan tidak harus di dalam gereja. Seluruh kegiatan yang kita lakukan haruslah memuliakan nama mengatakan ”Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” Kolose 323.Pelayanan yang kita lakukan kepada orang lain dengan penuh kasih menunjukkan bahwa kita benar-benar telah diselamatkan. Kita harus menempatkan pelayanan bagi Tuhan sebagai prioritas dalam hidup hidup kita yang mmembawa hidup kekal. Firman Tuhan mengatakan “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang terpilih” Matius 2214.Melayani Tuhan Adalah Suatu PenghormatanMelayani Tuhan adalah panggilan yang mulia. Tuhan memanggil kita. Kita tidak perlu takut untuk melayani Dia. Tuhan yang berjanji akan menyertai kita senantiasa. Janji Tuhan ya dan amin untuk Tuhan adalah suatu penghormatan. Siapakah kita sehingga Tuhan mempercayakan tugas yang mulia kepada kita?Kita hanyalah manusia berdosa. Tuhan menjadikan kita sebagai mitra kerja-Nya. Tuhan memberi kita kuasa-Nya. Oleh sebab, marilah melayani Tuhan dengan rasa kagum dan Tuhan dengan segenap hati dan jiwa kita walaupun ada harga yang harus dibayar. Dia Allah yang menyertai DiskusiMengapa orang percaya harus melayani Tuhan?Jelaskan pengertian melayani Tuhan menurut pendapat Anda!Apakah Anda sudah terlibat dalam pelayanan?
Kemampuan saya belum mencapai level layak untuk melayani" menjadi alasan ketika ditawari sebuah pelayanan. BISS, Tuhan tidak memanggil mereka yang mampu, tetapi Ia pasti memampukan mereka yang dipanggil-Nya. Saya dulu tidak pernah berpikir bahwa akan bisa berdiri untuk menyampaikan firman Tuhan. Bagaimana tidak?
100% found this document useful 1 vote964 views14 pagesOriginal TitleDIPANGGIL UNTUK MELAYANICopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote964 views14 pagesDipanggil Untuk MelayaniOriginal TitleDIPANGGIL UNTUK MELAYANIJump to Page You are on page 1of 14 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
.
  • 4820ymf2ol.pages.dev/20
  • 4820ymf2ol.pages.dev/626
  • 4820ymf2ol.pages.dev/794
  • 4820ymf2ol.pages.dev/585
  • 4820ymf2ol.pages.dev/626
  • 4820ymf2ol.pages.dev/89
  • 4820ymf2ol.pages.dev/76
  • 4820ymf2ol.pages.dev/537
  • 4820ymf2ol.pages.dev/329
  • 4820ymf2ol.pages.dev/265
  • 4820ymf2ol.pages.dev/395
  • 4820ymf2ol.pages.dev/491
  • 4820ymf2ol.pages.dev/254
  • 4820ymf2ol.pages.dev/473
  • 4820ymf2ol.pages.dev/866
  • khotbah dipanggil untuk melayani